Tiga Jam Mengitari Rimbang Baling: Kapolda Riau Jatuh dari Motor, Tangan Robek Saat Pantau Karhutla

KAMPAR – Langit belum benar-benar terang saat Kapolda Riau Irjen Pol. Dr. Herry Heryawan, memutuskan untuk kembali ke lapangan, Senin (21/7). Tujuannya kali ini adalah kawasan hutan lindung Suaka Margasatwa Rimbang Baling, di Kabupaten Kampar —salah satu titik rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah musim panas ekstrem yang melanda Riau pekan ini.

Padahal, baru malam sebelumnya sang Kapolda tiba kembali ke Pekanbaru usai turun langsung menangani karhutla hebat seluas lebih dari 100 hektare di sejumlah titik di Rokan Hulu. Namun tanpa banyak jeda, pagi-pagi buta ia sudah kembali memantau hotspot melalui sistem Dashboard Lancang Kuning, platform pemantauan digital milik Polda Riau.

Pukul 10.00 WIB, Irjen Herry lepas landas menggunakan helikopter AW milik Polri, menuju langit Rimbang Baling. Dari udara, ia menyaksikan langsung bukti kerusakan: kebun sawit merayap sampai ke kaki bukit, asap bekas pembakaran menggantung di cakrawala, dan pucuk-pucuk bukit di pedalaman terlihat gundul di beberapa titik.

“Kebun-kebun sawit semua sesayup mata memandang,” ungkapnya kepada Bermarwah.id.

Setelah mendarat, Kapolda bersama rombongan langsung bergerak ke lokasi karhutla menggunakan motor trail. Jalan menuju titik api bukanlah jalur yang bersahabat. Medan terjal, licin, dan harus dilintasi lewat jembatan kayu gantung yang sudah ringkih.

Petaka terjadi saat rombongan menyeberang. Jembatan sempit itu bergoyang hebat karena tidak kuat menahan beban motor-motor trail yang melintasi bersamaan. Irjen Herry, yang mengendarai motornya sendiri, kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke sisi jembatan.

“Refleks saya pegang kawat pembatas jembatan yang cukup tajam. Tangan saya robek dalam. Posisi saya tertindih motor,” tuturnya.

Luka robek di telapak tangannya cukup dalam dan harus ditangani dengan cepat oleh tim medis lapangan. Namun insiden itu tak membuatnya mundur. Setelah perawatan sementara, Kapolda kembali memacu trail-nya ke dalam kawasan hutan. Di titik karhutla, ia langsung memerintahkan tindakan cepat kepada seluruh jajaran.

“Hari ini saya yang terluka. Tapi besok mungkin ratusan orang yang terluka masa depannya akibat karhutla yang disengaja ini,” tegasnya kepada perwira di lapangan.

“Saya perintahkan Kapolres, Wakapolres, Kasat Reskrim, dan Kapolsek—jika sampai tidak ada tersangka, kalian semua saya evaluasi.”

Wakapolda Riau, Brigjen Pol. Yossi Kusuma membenarkan bahwa sepulang dari lapangan, Kapolda langsung mendapatkan penanganan intensif di Pekanbaru.

“Lukanya cukup dalam di telapak tangan, harus dijahit,” ujar Yossi.

Meski demikian, Irjen Herry memastikan dirinya tidak akan berhenti. Luka itu, katanya, justru menjadi pengingat dan motivasi untuk terus bergerak. Ia menegaskan komitmennya untuk memantau langsung wilayah-wilayah rawan karhutla lainnya.

“Saya akan turun langsung ke lokasi-lokasi vital. Kita tidak boleh kalah dari api.”

Lebih lanjut, ia menyatakan sikap tegas terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan, baik perorangan maupun korporasi.

“Tidak ada toleransi. Siapa pun yang dengan sengaja menyebabkan karhutla, akan kami tindak secara hukum, tanpa pandang bulu,” tegas Irjen Herry. (mon)