Sepatu Boot Kapolda di Garis Api

ROKAN HILIR – Sabtu (19/7)yang menyengat di Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, tak menyurutkan langkah Irjen Pol. Dr. Herry Heryawan. Di tengah lahan gambut seluas hampir 100 hektar yang dilalap api, Kapolda Riau itu hadir.

Dengan sepatu boot dan selang di tangan, ia berdiri di garis depan, menyemprotkan air langsung ke titik-titik api. Aksi nyata dari kepemimpinan yang tanggap dan berani dalam menghadapi darurat ekologis.

“Anginnya kencang ini,” ujar Herry dalam sebuah rekaman video di lokasi karhutla, menandakan tantangan besar dalam upaya pemadaman. Bersama jajaran Polda Riau dan unsur Forkompimda, Herry turun langsung memimpin upaya pemadaman yang berlangsung sejak Jumat (18/7) sebelumnya.

Kebakaran di Sei Gajah Induk ini menjadi salah satu titik api terbesar di Provinsi Riau saat ini. Angin kencang dan terbatasnya sumber air menyebabkan pemadaman berlangsung sulit. Bahkan, upaya water bombing tak bisa dilakukan karena helikopter BPBD tengah dalam perbaikan.

Pemadaman dengan Keterbatasan

Kapolres Rokan Hilir AKBP Isa Imam Syahroni mengungkapkan, hotspot telah muncul sejak seminggu terakhir. “Awalnya kecil, tapi karena cuaca panas dan angin kencang, api cepat membesar,” jelasnya.

Di lapangan, polisi dan tim gabungan menghadapi keterbatasan peralatan. Selang air tak mampu menjangkau titik api di tengah lahan, sementara sumber air hanya mengandalkan parit-parit sekitar.

Helikopter milik BPBD yang biasanya menjadi andalan untuk water bombing pun tak bisa digunakan. “Masih dalam perbaikan. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa digunakan,” ujar Kapolres.

Meski dengan segala keterbatasan, Kapolda Riau tetap memilih hadir. Tak sekadar memberi instruksi dari kejauhan, tetapi ikut serta di tengah medan.

Irjen Herry Heryawan juga menyuarakan sikap keras terhadap pelaku pembakaran. “Setiap tindakan pembakaran hutan dan lahan adalah kejahatan serius yang mengancam lingkungan, kesehatan publik, dan masa depan generasi mendatang,” tegasnya di lokasi kebakaran.

Ia berjanji akan menindak tegas siapapun yang terlibat. Dalam waktu dekat, ia menyatakan akan memanggil kepala desa dan pihak terkait untuk mengusut pembukaan lahan ilegal. “Setelah ini saya akan panggil semua yang terlibat. Kita tentukan tersangkanya. Ini enggak main-main,” kata Herry dengan nada geram.

Tindakan ini, menurut Herry, merupakan bagian dari strategi Green Policing yang tengah dikembangkan oleh Polda Riau—sebuah pendekatan kepolisian yang berbasis pada tanggung jawab ekologis, pencegahan kejahatan lingkungan, dan pelibatan masyarakat dalam pelestarian alam.

Asap Menyeberang Negara, Peringatan pun Diterbangkan

Dampak kebakaran tak lagi bersifat lokal. BMKG mencatat asap pekat yang ditimbulkan dari kebakaran gambut di Rohil telah sampai ke wilayah Malaysia. Titik-titik api juga menyebar di Rokan Hulu, Siak, Kampar, hingga Pelalawan.

Kondisi ini menjadi perhatian nasional dan internasional, mengingat sejarah panjang bencana asap yang menghantui Riau dan negara tetangga setiap musim kemarau. Tak heran jika Herry melontarkan peringatan keras. “Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku-pelaku perusak lingkungan,” tandasnya.

Selain penegakan hukum, Herry menekankan pentingnya edukasi publik. “Kami juga terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar. Ini penting untuk membangun kesadaran kolektif,” ujarnya.

Polda Riau menggandeng TNI, BPBD, Manggala Agni, dan pemerintah daerah dalam upaya terpadu ini. Tak hanya memadamkan api, tetapi juga untuk membangun ekosistem pencegahan yang kuat, berbasis kolaborasi dan pemahaman. (ora)