Dari Mustahik jadi Mekanik, Kisah Program Z-Auto BAZNAS Riau

PEKANBARU — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Riau menyalakan harapan baru bagi para mustahik yang ingin beranjak dari garis kemiskinan. 

Lewat program Z-Auto, lembaga amil zakat ini tidak hanya menyalurkan bantuan modal, tetapi juga membekali para penerima manfaat dengan pelatihan teknis dan manajerial dalam bidang otomotif, khususnya usaha bengkel sepeda motor.

Diselenggarakan pada Ahad (20/07) di Pekanbaru, pelatihan Z-Auto menjadi bagian dari kolaborasi antara BAZNAS Riau dan BAZNAS RI. 

Tak kurang dari 40 peserta, semuanya mustahik binaan, mengikuti program intensif ini. Selama pelatihan, mereka diajari keterampilan perbengkelan, dibekali kemampuan mengelola usaha secara profesional.

Dari Mustahik Menjadi Muzaki

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Riau, Jamaluddin, S.Ag., M.Sy, dalam sambutannya menegaskan, program Z-Auto bukan setakat pelatihan keterampilan, melainkan langkah nyata membangun kemandirian ekonomi umat.

“Program ini adalah bagian dari ikhtiar menyejahterakan umat. Selain modal, kami hadirkan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan agar mustahik tidak selamanya bergantung, tapi bisa naik kelas dan bahkan menjadi muzaki,” ujar Jamaluddin.

Z-Auto bukanlah program pertama. Sebelumnya, BAZNAS Riau telah meluncurkan inisiatif seperti BIDARI (Bina Daya Riau) dan Z-Chicken, yang menyasar bidang kuliner dan peternakan. 

Melalui pendekatan yang serupa, mencakup pelatihan, modal, dan pendampingan, program-program ini telah berhasil mengubah banyak penerima manfaat menjadi pelaku usaha yang tangguh.

Langkah BAZNAS Riau juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Kepala Bidang Penta, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, Bambang Rusdianto, ST., M.Si, mengapresiasi kontribusi Z-Auto dalam mengisi celah keterampilan yang selama ini menjadi kendala dalam mengurangi pengangguran.

“Kita tahu, banyak masyarakat prasejahtera memiliki semangat kerja, tapi tidak punya akses pelatihan. Z-Auto menjawab tantangan itu. Harapannya, program ini bisa menurunkan angka kemiskinan dan membuka lapangan kerja baru,” kata Bambang.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Riau masih menghadapi angka pengangguran terbuka yang signifikan, terutama di kalangan usia produktif. 

Pelatihan teknis seperti Z-Auto yang terintegrasi dengan program pendampingan bisnis, dinilai menjadi model pemberdayaan yang relevan dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Bagian Pendayagunaan BAZNAS Riau, Gio Vani Jefri, SE, menjelaskan, pelatihan Z-Auto dirancang dengan pendekatan aplikatif. Materi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga menyentuh aspek penting dalam pengelolaan usaha kecil.

Silabus pelatihan mencakup motivasi usaha dan mental wirausaha, manajemen alat dan persediaan bengkel, pengelolaan keuangan dasar, pelatihan teknis ringan (service ringan, perawatan CVT, sistem injeksi), serta simulasi dan praktik sesuai SOP pabrikan.

Gio menambahkan, peserta akan terus mendapatkan pendampingan pascapelatihan, termasuk pengawasan terhadap progres usaha, laporan keuangan, dan dukungan pemasaran berbasis komunitas serta platform digital.

Program Z-Auto telah mencetak mekanik baru. Ia menjadi cahaya di ujung lorong sempit kehidupan para mustahik. Di balik setiap mur dan baut yang dirakit, terselip tekad untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Melalui program ini, BAZNAS Riau ingin membuktikan bahwa zakat tidak semata-mata soal memberi, tetapi juga mengangkat harkat dan martabat.

Kelak, mungkin bengkel-bengkel kecil binaan Z-Auto akan tersebar di berbagai sudut Riau. Dan di balik nama gerai sederhana itu, ada cerita tentang keberanian bermimpi dan tangan-tangan yang bekerja keras demi mengubah nasib.

“Ini bukan soal membetulkan motor,” kata Jamaluddin suatu ketika, “tapi membetulkan hidup.” (mon)